Peduliwni – Tatkala hendak pulang ke negeri tercinta seusai menyelesaikan rangkaian kunjungan dinas ke Persatuan Emirat Arab dan Arab Saudi, seorang tokoh berpengaruh yang juga Wakil Presiden meluangkan waktu untuk menyambangi Sekretariat Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Jeddah. Lokasinya terletak di Kompleks Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, tepatnya di Al-Muallifin Street, Al Rehab District/5, Jeddah, Arab Saudi. Acara ini berlangsung pada hari Rabu (07/02/2024). Dalam kesempatan tersebut, Wapres secara langsung memeriksa kesiapan PPLN Jeddah untuk melaksanakan pemungutan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi.
Pentingnya Partisipasi WNI dalam Pemilu
Ketika memberikan keterangan pasca peninjauan, Wapres menyoroti fakta bahwa Arab Saudi memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) luar negeri terbesar kedua setelah Malaysia. Dalam konteks ini, dia memberikan himbauan kepada WNI agar memanfaatkan hak pilih mereka untuk mendukung kesuksesan Pemilu 2024.
” Baru-baru ini, seseorang memberikan informasi menarik yang menyebutkan bahwa jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di tempat itu menduduki peringkat terbesar kedua setelah Malaysia. Dengan demikian, pesan yang disampaikan kepada masyarakat, khususnya para pemilih, adalah untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan baik, yakni turut serta dalam Pemilu.” ungkapnya.
Lebih jauh, Wapres menegaskan bahwa Pemilu adalah tanggung jawab negara dan merupakan bagian dari amanat konstitusi untuk memilih Presiden, Wapres, dan anggota legislatif. Dia menekankan bahwa Pemilu 2024 memiliki signifikansi yang besar, terutama dalam pemilihan Presiden dan Wapres baru, mengingat baik Presiden Joko Widodo maupun dirinya sendiri tidak lagi menjadi kandidat.
Menjaga Integritas Pemilu
“Pemilu harus di jalankan dengan jujur dan adil (jurdil), sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kehadiran unsur jurdil sangat penting karena memberikan legitimasi. Kita harus menghindari segala bentuk ketidakjujuran, karena hal itu dapat mereduksi legitimasi hasil dan di anggap tidak memenuhi kriteria kejujuran dan keadilan,” paparnya dengan tegas.
Selanjutnya, dalam mengingatkan tentang keberagaman pilihan dalam kontes Pemilu, Wapres menyadari bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Namun, dia berharap perbedaan tersebut tidak akan memecah belah masyarakat.
“Jadi, polarisasi akan selalu ada, tapi harapannya polarisasi tersebut tidak mengakibatkan perpecahan,” ungkapnya dengan lugas.
Oleh karena itu, Wapres meminta kepada semua pihak yang terlibat untuk lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa daripada kepentingan politik dalam Pemilu. Dia berharap terutama kepada para pemenang kontes ini untuk memeluk semua pihak, termasuk yang tidak mendukung atau memilih mereka.
Pesan Wapres untuk Kontestan dan Penyelenggara Pemilu
“Siapapun yang kelak menjadi pemenang, di harapkan akan memeluk semua pihak, termasuk yang tidak mendukungnya,” tegasnya dengan penuh keyakinan. “Persatuan dan kesatuan bangsa menjadi lebih penting daripada Pemilu,” tambahnya dengan lugas.
“Untuk apa kita menyelenggarakan Pemilu jika hasilnya justru memecah belah bangsa kita?” imbuhnya dengan penegasan.
Dalam konteks ini, Wapres memberikan pesan kepada para peserta kontes untuk berkompetisi dengan jujur, kepada penyelenggara untuk menjalankan tugas mereka dengan integritas, dan kepada masyarakat untuk menerima dengan lapang dada adanya perbedaan pilihan.
“Saya selalu mengatakan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Katakanlah, ‘Untukmu capresmu dan untukku capresku’. ‘Untukmu partaimu dan untukku partaiku’. Menurut saya, tidak ada masalah dalam perbedaan,” tuturnya dengan mantap.
Imbauan Wapres kepada WNI di Arab Saudi
Terakhir, Wapres kembali mengingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada. Termasuk di Arab Saudi, yang memiliki hak pilih untuk menggunakan hak mereka dengan sungguh-sungguh. Dia menegaskan, tidak boleh ada alasan suka atau tidak suka yang membuat seseorang tidak berpartisipasi dalam Pemilu (golput).
“Jadi ketika kita memilih, kita sebenarnya menyuarakan aspirasi kita sendiri yang harus kita lakukan. Dan kita harus menggunakan hak kita dengan baik. Meskipun terjadi perbedaan dalam pilihan, kita tetap harus menjaga persaudaraan di antara sesama bangsa dan warga negara,” tandasnya.
Untuk informasi tambahan tentang PPLN Jeddah, perlu di catat bahwa PPLN Jeddah untuk Pemilu 2024 di resmikan oleh Konsul Jenderal Indonesia di Jeddah pada 2 Februari 2023. PPLN Jeddah terdiri dari 7 anggota yang di pimpin oleh Yasmi Adriansyah.
Pemungutan suara di wilayah PPLN Jeddah dilakukan secara serentak pada Jumat, 9 Februari 2024, mulai pukul 14.00 hingga 24.00 waktu Arab Saudi di 24 titik lokasi (12 TPS dan 24 KSK). Titik-titik lokasi tersebut tersebar di 10 kota yang menjadi tempat tinggal utama WNI/PMI, yaitu Jeddah. Makkah, Madinah, Taif, Abha, Qunfudah, Khamis Musyet, Rabigh, Tabuk, dan Yanbu.
Total Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Arab Saudi mencapai 54.479, dengan 18.717 pria (34.4%) dan 35.765 wanita (65.6%). Sebanyak 22.864 DPT terdaftar di TPS Jeddah dan 31.615 DPT terdaftar di KSK Luar Kota Jeddah.
Sesuai dengan ketentuan, PPLN Arab Saudi hanya melayani pemungutan suara bagi WNI/PMI yang tinggal di Arab Saudi. Oleh karena itu, WNI yang sedang melakukan umroh pada hari pemungutan suara tidak dapat memberikan suaranya di Arab Saudi.
Saat memberikan keterangan kepada pers, Wakil Presiden di temani oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi. Konsul Jenderal RI di Jeddah, serta seorang Staf Khusus di bidang Komunikasi dan Informasi.