Peduliwni – KJRI New York menegaskan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak oleh banjir parah yang menghantam kota tersebut. Banjir tersebut telah menerjang New York, Amerika Serikat, dan sekitarnya pada Jumat (29/9).

Dalam pernyataannya pada hari Minggu (1/10), Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa KJRI New York telah berkolaborasi dengan pihak berwenang setempat dan komunitas WNI. Hingga saat ini, tidak ada laporan yang menyebutkan adanya WNI yang terdampak oleh banjir tersebut.

Banjir di New York disebabkan oleh curah hujan deras yang terus menerus mengguyur wilayah timur laut Amerika Serikat selama satu minggu. Hujan tersebut mencapai hampir delapan inci (sekitar 20 cm) di beberapa wilayah paling padat penduduknya di negara itu, yang mencatat rekor harian baru, melampaui pencapaian tahun 1927.

Banjir Ganggu Aktivitas dan Transportasi Publik

Banjir sebelumnya telah memaksa sebagian besar aktivitas warga New York untuk berhenti, terutama karena dampaknya terhadap layanan transportasi publik seperti subway dan bus yang melambat. Situasi semakin diperparah dengan penundaan sekitar 1000 penerbangan dari bandara John F Kennedy, La Guardia, dan Newark.

Menyikapi situasi yang mengkhawatirkan tersebut, Gubernur negara bagian New York segera mengambil langkah tegas dengan mengumumkan keadaan darurat. Keputusan ini diambil sebagai respons atas hujan lebat dan banjir yang melanda Kota New York, Hudson Valley, dan Long Island. Dengan langkah ini, diharapkan bantuan dan koordinasi yang lebih efektif dapat dilakukan dalam penanganan dampak bencana yang telah terjadi.

Sementara itu, sumber terpercaya menyampaikan imbauan dari KJRI kepada masyarakat Indonesia di New York untuk tetap waspada. Mereka di minta untuk selalu memantau informasi dari otoritas lokal dan siap bertindak dalam keadaan darurat dengan segera menghubungi nomor darurat 911 serta hotline KJRI New York di nomor +1 347 806 9279.

Seorang warga Indonesia di New York, Rizky, berbagi pengalamannya terkait gangguan yang di timbulkan oleh banjir tersebut. Ia mengungkapkan bahwa ia harus menunggu lebih lama untuk naik subway karena banyak jalur yang di tutup atau terlambat.

“Banjirnya sangat luar biasa, bahkan ada yang seperti danau kecil di tengah jalan. Saya harus menggunakan sepatu bot dan jas hujan setiap kali ingin keluar rumah,” ungkapnya kepada media. Meskipun rumahnya tidak terendam banjir, tetapi ia menyayangkan bahwa ada tetangganya yang ruang bawah tanahnya tergenang air.

Banjir Genangi Jalan-Jalan dan Kereta Bawah Tanah

Banjir menghantam New York, Amerika Serikat (AS), dengan air meluap hingga merambah jalan-jalan dan sistem kereta bawah tanah akibat tingginya curah hujan.

“Saat hujan deras melanda pada Jumat (29/5), gelombang air banjir dengan ganasnya mengalir melalui jalan-jalan, merendam ruang bawah tanah, sekolah, kereta bawah tanah, dan kendaraan di seluruh kota yang padat penduduknya,” ungkap sumber terpercaya.

Gangguan yang di rasakan terhadap layanan kereta bawah tanah sungguh signifikan akibat dari banjir tersebut. Tidak kurang dari sembilan jalur kereta api di Brooklyn dan tiga jalur kereta Metro-Utara mengalami gangguan serius. Hal ini mengakibatkan kesulitan bagi para penumpang yang bergantung pada transportasi tersebut untuk beraktivitas sehari-hari.

Selain itu, air juga berhasil menjangkau selokan dan membanjiri jalan-jalan di berbagai wilayah, termasuk Brooklyn, Manhattan, Queens, dan Hoboken, New Jersey. Kondisi ini memaksa penutupan sejumlah jalan di daerah tersebut, menambah kesulitan bagi warga yang harus beraktivitas di tengah-tengah banjir.

Banjir parah juga menyebabkan minimal 150 sekolah di New York City tergenang. Para siswa di salah satu sekolah di Brooklyn bahkan harus di evakuasi ketika genangan air masuk ke ruang boiler sekolah, menciptakan asap yang menyengat.

Para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan badai lebih sering dan dengan intensitas yang lebih besar, menjadikan mereka merambah lebih jauh ke wilayah yang sebelumnya jarang terkena dampaknya. Pantai timur AS telah menjadi sasaran beberapa sistem badai tahun ini. Termasuk Badai Ida yang merenggut nyawa lebih dari 80 orang bulan lalu.

Penutup

KJRI telah memastikan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak oleh banjir parah yang melanda New York. Dalam kerja sama dengan pihak berwenang dan komunitas WNI, tidak ada laporan mengenai korban WNI dari kejadian tersebut. Banjir yang di sebabkan oleh curah hujan deras telah meresahkan warga New York, mengganggu aktivitas sehari-hari dan layanan transportasi publik seperti subway dan bus.

Pemerintah setempat mengambil langkah darurat menyusul banjir tersebut, di umumkan oleh Gubernur negara bagian New York, Kathy Hochul. KJRI juga turut memberikan imbauan kepada masyarakat Indonesia di wilayah tersebut untuk tetap waspada, memantau informasi dari otoritas setempat. Dan menghubungi hotline darurat jika di perlukan.

Banjir tersebut telah menggenangi jalan-jalan, sistem kereta bawah tanah, serta mempengaruhi sekolah-sekolah di sekitar New York City. Para ilmuwan mengingatkan bahwa perubahan iklim dapat memperparah dampak badai seperti ini di masa mendatang.

Dalam situasi seperti ini, keamanan dan kewaspadaan menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak yang terdampak. Semoga keadaan segera membaik dan langkah-langkah pencegahan dapat di ambil untuk mengurangi dampak serupa di masa yang akan datang.

Shares:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *