Peduliwni – Jepang baru saja mengalami gempa bumi dahsyat yang mengguncang prefektur Ishikawa dan sekitarnya pada Senin, 1 Januari 2024. Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 itu menyebabkan tsunami, kebakaran, dan kerusakan bangunan di beberapa wilayah. Hingga kini, tercatat 30 orang meninggal dunia dan 14 orang luka parah akibat bencana alam tersebut.
Bagaimana nasib warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang? Apakah mereka selamat dari gempa dan tsunami? Bagaimana tanggapan pemerintah Indonesia terkait bencana gempa bumi di Jepang ini?
Kami mencoba menghubungi beberapa sumber yang berada di Jepang untuk mendapatkan informasi terkini. Salah satunya adalah Dian Novitasari, seorang WNI yang tinggal di prefektur Ishikawa bersama keluarganya.
Cerita Seorang WNI di Jepang
Dian menceritakan bahwa dia dan keluarganya tidak berada di rumah saat gempa bumi di Jepang terjadi. Ketika mereka tiba di rumah, mereka melihat barang-barang sudah berjatuhan ke lantai. Peralatan dapur tumpah, kaca rias pecah, dan televisi jatuh.
“Kami langsung mengambil barang-barang penting dan mengungsi ke masjid Kanazawa yang lokasinya lebih tinggi daripada kawasan lainnya,” kata Dian kepada kami melalui pesan singkat.
Dian mengatakan bahwa di masjid tersebut, ada sekitar 12 orang lainnya yang juga mengungsi. Mereka mendapatkan bantuan berupa makanan, minuman, dan selimut dari pihak masjid dan komunitas Muslim setempat.
Dian menambahkan bahwa ada juga WNI yang mengungsi di aula-aula publik milik pemerintah setempat. Namun, dia belum bisa berkomunikasi dengan mereka karena sinyal telepon dan internet masih terganggu.
Menurut data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, terdapat 1.315 WNI yang menetap di prefektur Ishikawa, 1.344 WNI di prefektur Toyama, dan 1.132 WNI di prefektur Niigata. Ketiga prefektur tersebut termasuk dalam wilayah yang terkena dampak gempa dan tsunami.
Posko Bantuan Darurat KBRI untuk WNI
KBRI Tokyo telah membuka posko bantuan dan siaga darurat untuk WNI yang membutuhkan bantuan. KBRI Tokyo juga terus berkoordinasi dengan pihak berwenang Jepang dan komunitas WNI di Jepang untuk memantau perkembangan situasi dan kondisi WNI.
Hingga saat ini, KBRI Tokyo memastikan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban jiwa dari gempa dan tsunami. Namun, ada sekitar 51 WNI yang masih mengungsi dari kediaman mereka di prefektur Ishikawa.
Sementara itu, pemerintah Indonesia menyatakan duka cita mendalam atas bencana gempa bumi di Jepang. Melalui akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri, pemerintah Indonesia menyampaikan solidaritasnya dengan masyarakat Jepang.
Pemerintah Indonesia juga menawarkan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah Jepang, jika dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan prinsip persahabatan dan kerjasama yang erat antara kedua negara.
Jepang merupakan salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi karena berada di pertemuan empat lempeng tektonik. Pada tahun 2011, Jepang juga mengalami gempa bumi dan tsunami besar yang menewaskan lebih dari 18.000 orang dan menyebabkan kebocoran nuklir di Fukushima.
Bagi Kamu yang memiliki kerabat atau saudara yang berada di Jepang, Kamu dapat menghubungi posko bantuan dan siaga darurat KBRI Tokyo di nomor telepon +81 80 4069 7180 atau +81 80 4069 7181. Kamu juga dapat mengirimkan email ke consular@indonesianembassy.jp atau sosbud@indonesianembassy.jp.
WNI di Jepang: Antara Harapan dan Kekhawatiran
Setelah mengalami gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan, warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang berharap bisa kembali ke kehidupan normal. Namun, mereka juga khawatir akan dampak jangka panjang dari bencana alam tersebut.
Salah satu yang menjadi perhatian mereka adalah kondisi kesehatan dan keselamatan mereka. Beberapa WNI mengaku mengalami trauma dan stres akibat gempa dan tsunami. Mereka juga khawatir terkena penyakit atau infeksi akibat kontaminasi air, udara, atau makanan.
“Kami berharap pemerintah Jepang bisa menangani masalah ini dengan baik,” kata Rizki, seorang WNI yang tinggal di prefektur Niigata.
Selain itu, mereka juga menghadapi tantangan ekonomi dan sosial. Beberapa WNI kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, atau harta benda akibat gempa dan tsunami. Mereka juga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, bertransportasi, atau mendapatkan kebutuhan sehari-hari.
“Kami kesulitan mencari pekerjaan baru karena banyak perusahaan yang tutup atau merumahkan karyawan. Kami juga kesulitan mendapatkan bahan bakar, listrik, atau air bersih. Dan Kami berharap pemerintah Indonesia bisa membantu kami dengan memberikan bantuan kemanusiaan atau fasilitas repatriasi,” kata Siti, seorang WNI yang tinggal di prefektur Toyama.
Harpan dan Semangat WNI Ketika Selamat dari Bencana
Di tengah kesulitan dan kekhawatiran tersebut, WNI di Jepang juga tidak kehilangan harapan dan semangat. Mereka bersyukur masih hidup dan selamat dari bencana. Mereka juga saling membantu dan bersolidaritas dengan sesama WNI maupun masyarakat Jepang.
“Kami juga ingin berterima kasih kepada pemerintah Indonesia dan Jepang yang telah memberikan bantuan dan perlindungan kepada kami,” kata Dian, seorang WNI yang tinggal di prefektur Ishikawa.
WNI di Jepang berharap bencana gempa bumi dan tsunami ini bisa menjadi pelajaran dan motivasi bagi mereka untuk lebih kuat, sabar, dan optimis. Mereka juga berharap hubungan antara Indonesia dan Jepang bisa semakin erat dan harmonis.
“Kami berharap bencana ini bisa menjadi titik balik bagi kami untuk lebih bersyukur dan berusaha. Kami juga berharap Indonesia dan Jepang bisa semakin bersahabat dan bekerja sama dalam mengatasi masalah-masalah global,” kata Rina, seorang WNI yang tinggal di prefektur Kanagawa.
Demikian lanjutan artikel kami dari Jepang. Kami akan terus memberikan informasi terbaru mengenai kondisi dan harapan WNI di Jepang. Tetap waspada dan berhati-hati. Terima kasih telah menyaksikan liputan kami.
Demikian laporan kami dari Jepang tentang gempa bumi di Jepang. Kami akan terus memberikan informasi terbaru mengenai bencana gempa bumi dan tsunami di Jepang. Tetap waspada dan berhati-hati. Terima kasih telah menyaksikan liputan kami.