Peduliwni | Jepang masih berjuang untuk pulih dari dampak gempa bumi berkekuatan 7,5 yang disertai tsunami pada 1 Januari 2024. Hingga hari ini Gempa Jepang sudah memakan banyak jumlah korban jiwa akibat bencana tersebut mencapai 78 orang, sementara 330 orang mengalami luka-luka dan 50 orang belum ditemukan.

Bukan hanya itu, lebih dari 12 komunitas yang beranggotakan ratusan orang juga terputus dari dunia luar karena tanah longsor yang menimpa jalan-jalan menuju lokasi mereka. Tim penyelamat pun kesulitan untuk menjangkau dan membantu mereka.

Salah satu daerah yang paling parah terdampak adalah kota Anamizu di Prefektur Ishikawa, yang berjarak 46 km dari pusat gempa. Di sana, mobil-mobil tertimbun reruntuhan beton dan bangunan tiga lantai runtuh tanpa sisa.

“Ribuan personel militer, pemadam kebakaran, dan polisi dari seluruh Jepang berusaha keras untuk mencari korban yang masih tertinggal di antara puing-puing rumah-rumah kayu dan gedung-gedung komersial yang hancur,” demikian laporan AFP2

“Kira-kira 29.000 rumah tangga di Prefektur Ishikawa yang berada di tepi Laut Jepang kehilangan pasokan listrik, dan lebih dari 110.000 rumah di Ishikawa dan dua daerah sekitarnya tidak memiliki air bersih,” lanjutnya.

Gempa Jepang

Bagaimana Situasi WNI di Wilayah Semenanjung Noto?

Situasi juga tidak jauh berbeda di wilayah Semenanjung Noto, yang merupakan daerah yang paling dekat dengan pusat gempa. Oleh karena itu, di sekitar 300 orang terpaksa mengungsi di sebuah sekolah di kota Ooya, wilayah Suzu, karena akses ke tempat mereka terputus.

“Di kota Nanao, polisi yang bertugas mengatur lalu lintas memberitahu pengendara bahwa salah satu jalan utama yang menghubungkan ke Wajima, di mana terjadi kebakaran hebat yang meluluhlantakkan kawasan rumah-rumah kayu kuno, hanya boleh dilalui oleh kendaraan darurat,” tambah laporan tersebut.

“Di sebuah SPBU terdekat, antrian panjang kendaraan terlihat sejak pagi hari. Meskipun saat ini stok bahan bakar masih cukup, para karyawan di sana mengaku harus menghemat penggunaannya,” tulis situs berita yang sama3

Nasib WNI di Ishikawa

Sementara itu, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Ishikawa, Bambang Iriawan, menceritakan kondisi terkini di daerahnya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia pada Rabu malam. Ia mengatakan bahwa gempa susulan masih terus terjadi hingga saat ini.

Ia mengaku sudah mendapatkan bantuan makanan, meskipun agak terlambat. Namun, ia masih kekurangan air minum.

“Kalau di daerah saya ada lima orang,” ujarnya saat ditanya tentang jumlah WNI yang ada di sana.

“Listrik di sini belum nyala… air juga belum ada… Kami mengungsi bersama-sama di sekolah… Dari hari pertama gempa sampai sore ini baru dapat makanan. Hari pertama cuma dapat snack, baru tadi dapat bantuan makan dan air minum,” lanjutnya.

Ia berharap pemerintah Indonesia dapat memberikan bantuan lebih banyak lagi. Ia juga membutuhkan pakaian, mengingat saat ini sedang musim dingin di Jepang.

“Jadi kami kedinginan dan kelaparan juga,” katanya dengan nada sedih.

Menurut data Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ada sekitar 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa. Kemlu mengatakan terus berkoordinasi dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka untuk memantau situasi dan kondisi WNI di sana4

Jepang: Negeri Rawan Gempa

Jepang merupakan salah satu negara yang paling sering mengalami gempa bumi di dunia. Setiap tahun, ratusan gempa bumi terjadi di berbagai wilayah di Jepang. Namun sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan karena standar konstruksi bangunan yang sangat ketat yang diberlakukan sejak lebih dari 40 tahun lalu.

Wilayah Noto sendiri sudah mengalami peningkatan kekuatan dan frekuensi gempa bumi selama lima tahun terakhir. Namun, Jepang juga pernah mengalami gempa bumi terbesar dalam sejarahnya pada tahun 2011. Yaitu gempa bumi bawah laut dengan kekuatan 9,0 yang memicu tsunami dahsyat yang menewaskan atau menghilangkan sekitar 18.500 orang.

Tsunami itu juga menyebabkan banjir di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, yang mengakibatkan salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah. Saya harap kamu puas dengan hasil tulisan saya. Jika kamu memiliki pertanyaan atau masukan, silakan beritahu saya. Terima kasih.

Shares:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *