Peduliwni – Thailand, negeri yang selalu memesona dengan keindahan alamnya, kekayaan budayanya, dan aneka kuliner yang menggugah selera, kembali menjadi destinasi impian bagi banyak Warga Negara Indonesia (WNI). Namun, belakangan ini, Thailand mengeluarkan syarat baru bagi para WNI yang ingin merasakan pesonanya dan Liburan ke Thailand. Mereka harus membawa setidaknya uang tunai sebesar Rp6,5 juta per orang untuk dapat masuk ke negeri Gajah Putih tersebut.

Pemberlakuan syarat ini diumumkan melalui akun resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok, Thailand, yang terpantau melalui Instagram resminya, @Indonesiainbangkok, pada 15 Februari 2024. Menurut keterangan dari KBRI Bangkok, syarat ini berlandaskan regulasi Imigrasi Thailand yang mensyaratkan setiap WNA yang ingin berkunjung tanpa visa harus membuktikan kemampuan finansialnya untuk bertahan hidup selama di Thailand.

Tidak hanya itu, ada beberapa syarat tambahan yang harus dipenuhi oleh WNI yang ingin menginjakkan kaki di Thailand, di antaranya:

  1. Masa berlaku paspor minimal 6 bulan.
  2. Bukti tiket pulang.
  3. Bukti pemesanan akomodasi atau hotel selama berada di Thailand.

Selain mengumumkan syarat-syarat tersebut, KBRI Bangkok juga memberikan saran kepada para WNI yang membutuhkan bantuan konsuler atau perlindungan untuk menghubungi hotline KBRI Bangkok di nomor +66 929031103.

Reaksi masyarakat Indonesia terhadap syarat uang tunai

Reaksi masyarakat Indonesia terhadap syarat uang tunai ini sangatlah beragam, terutama bagi para pelancong yang telah merencanakan liburan ke Thailand. Salah satunya adalah cerita dari seorang pegawai swasta berusia 22 tahun yang kami sebut saja Sakura, yang berbagi pengalamannya dengan VIVA pada Kamis, 29 Februari 2024. Sakura mengungkapkan bahwa ia akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencananya untuk kembali ke Thailand bersama tunangannya karena adanya syarat tersebut.

Ia mengakui merasa ragu-ragu setelah mengetahui tentang syarat membawa uang tunai tersebut. Baginya, membawa sejumlah uang tunai untuk berlibur ke luar negeri, terutama saat ia ingin menjalani gaya Liburan ke Thailandbackpacker, terasa sangat merepotkan. “Jujur jadi hesitate ke Thailand. Soalnya to be honest aku pengen balik lagi tahun ini kesana buat backpackeran sama tunangan aku,” ungkap Sakura.

“Pas baru denger ada peraturan baru langsung mikir ulang. Soalnya kalo backpackers kan semuanya lebih compact dan gak ribet ya, jadi kita expect urusan uang menjadi cashless tuh adalah opsi yang sangat baik,” tambahnya.

Sakura juga menyoroti kekhawatiran akan keamanan yang muncul dengan membawa uang tunai, terutama karena akan mengeluarkan jutaan rupiah di tempat umum. Ia lebih memilih menggunakan metode pembayaran non-tunai seperti kartu kredit atau debit yang dinilainya lebih mudah dan aman. “Iyaa itu (gak mau ribet). Soalnya berarti harus lebih extra carefull, terus harus ngeluarin dompet di tempat umum, meanwhile kalo pake cashless ya tinggal gesek,” katanya.

Tidak hanya itu, Sakura juga mengekspresikan kekecewaannya terhadap pemerintah Thailand atas aturan yang dianggapnya menyulitkan WNI. Menurutnya, WNI merupakan salah satu kontributor utama pariwisata Thailand, terutama di kota Bangkok yang menjadi pusat pariwisata negara tersebut. “Kaya seolah-olah mempertanyakan bahwa turis Indonesia tuh ga banyak kontribusi buat kemajuan pariwisata di Thailand. Padahal, di Thailand, apa lagi Bangkok, kanan, kiri, depan, belakang orang Indonesia semua,” pungkasnya.

Penutup

Kisah perjalanan menuju Thailand, negeri yang selalu menyuguhkan keindahan alam dan kekayaan budayanya, memang tak pernah sepi dari intrik baru. Baru-baru ini, kabar tentang syarat uang tunai mencuat, memercikkan diskusi hangat di antara para WNI yang mengidamkan kunjungan ke negeri Gajah Putih tersebut. Dalam sebuah pengumuman yang berseliweran di platform daring, KBRI Bangkok mengungkapkan bahwa setiap individu yang ingin menjelajahi pesona Thailand harus memastikan mereka membawa minimal uang tunai sebesar Rp6,5 juta sebagai salah satu persyaratan masuk.

Menyusul pengumuman itu, reaksi masyarakat pun bermacam-macam. Beberapa di antara mereka, seperti Sakura yang berusia 22 tahun, menghadapi di lema besar. Rencananya untuk kembali menjejakkan kaki di tanah Thailand bersama tunangannya terpaksa di pertimbangkan ulang. Kebijakan ini tentu saja mengundang pertanyaan, terutama bagi mereka yang menginginkan Liburan ke Thailand yang lebih santai tanpa harus membawa banyak uang tunai.

Sakura, dengan suara ragu dan kekecewaan, menyoroti kerumitan yang di timbulkan oleh aturan baru tersebut. Baginya, membawa sejumlah besar uang tunai tidak hanya merepotkan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan keamanan. Dalam era modern ini, di mana pembayaran non-tunai semakin umum. Kebijakan ini tampak agak kuno dan kurang bersahabat bagi para pelancong.

Namun, tak dapat di pungkiri bahwa Thailand tetap memancarkan daya tariknya sebagai destinasi wisata yang menakjubkan. Meskipun beberapa WNI mungkin terasa terhalang oleh persyaratan baru ini, banyak juga yang tetap mempertimbangkan untuk menjelajahi pesona Thailand. Seiring dengan berjalannya waktu, pertanyaan tentang seberapa kuat daya tarik Thailand bagi para WNI akan terus bergulir. Menantang persepsi tentang kemudahan dan kepraktisan dalam menjelajahi negeri tersebut.

Apakah WNI masih tertarik berlibur ke Thailand?

Thailand memang terkenal sebagai salah satu negara yang ramah dengan memberikan fasilitas bebas visa bagi WNI. Hal ini memungkinkan para WNI untuk menikmati pesonanya tanpa repot mengurus visa terlebih dahulu. Namun, dengan munculnya syarat uang tunai baru ini, muncul pertanyaan besar: apakah daya tarik Thailand masih sama kuat bagi para WNI?

Shares:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *