Peduliwni | Bagi sebagian orang, memasak adalah kegiatan yang menyenangkan dan menenangkan. Namun, bagi Detty Janssen (wni belanda), memasak adalah lebih dari sekadar hobi. Ia menemukan terapi dan peluang di balik panci dan kompor.

Detty adalah seorang perempuan Indonesia yang tinggal di Belanda sejak 2005. Ia pindah ke sana bersama suaminya yang berasal dari negeri itu. Di Eindhoven, kota yang menjadi tempat tinggalnya, ia menjalani hidup yang mapan dan nyaman.

Namun, di balik kemapanan itu, ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Detty menderita gangguan bipolar, sebuah kondisi kesehatan mental yang membuatnya mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem.

Kisah WNI Belanda Detty saat Di Indonesia

Detty sudah merasakan gejala-gejala gangguan ini sejak masih di Indonesia. Namun, ia tidak mendapatkan perhatian dan pengobatan yang memadai. Di Indonesia, kesehatan mental masih dianggap sebagai hal yang tabu dan malu.

Baru setelah berada di Belanda, ia berani mengungkapkan kondisinya dan mencari bantuan profesional. Setelah tiga tahun konsultasi, ia didiagnosis mengidap bipolar pada 2012.

Sejak saat itu, ia berusaha untuk menjaga keseimbangan hidupnya. Salah satu caranya adalah dengan memasak. Ia merasa memasak dapat membantunya mengalihkan perhatian dari emosi-emosi negatif yang menghantui pikirannya.

“Dengan memasak, saya bisa menjaga keseimbangan hidup saya. Apa pun perasaan saya, saya salurkan melalui bumbu-bumbu dan resep. Saya tidak memikirkan hal lain, kecuali menuntaskan tugas saya. Saya juga belajar mengatasi kecemasan dengan cara memasak.” katanya dalam sebuah wawancara dengan Salah satu media melalui email.

Tak hanya sebagai terapi, memasak juga menjadi sumber penghasilan bagi Detty. Pada 2018, ia memulai usaha kuliner dengan nama ‘JualanKu’. Ia menawarkan aneka masakan Indonesia yang autentik dan lezat.

Kuliner di Indonesia Sangat Populer di Belanda

Di Belanda, kuliner Indonesia memang sudah cukup populer, Namun, WNi Detty tidak takut bersaing saat membuka karier kuliner di Belanda. Ia memiliki keunggulan dalam variasi menu yang ia tawarkan. Mulai dari nasi padang, bakso malang, siomay, nasi Bali, hingga jajanan pasar, semuanya ada di ‘JualanKu’.

Usahanya mendapat sambutan hangat dari masyarakat, terutama dari kalangan diaspora Indonesia. Detty pun semakin berkembang dan bekerja sama dengan distributor produk Indonesia dan penyelenggara acara kuliner di Belanda.

Dari kisah Detty, kita bisa belajar bahwa memasak bukan hanya sekadar mengolah bahan makanan. Memasak juga bisa menjadi cara untuk menyembuhkan diri dan menciptakan peluang.

Detty Janssen tidak hanya pandai memasak, tetapi juga berjiwa wirausaha. Dari dapur rumahnya di Belanda, ia menghidangkan berbagai masakan Indonesia yang laris manis. Pelanggannya tidak hanya dari negeri itu, tetapi juga dari Jerman dan Belgia. Bahkan, ia sudah memiliki pesanan hingga pertengahan 2024.

Namun, dibalik kesuksesannya itu, ada perjuangan yang tidak mudah. Detty adalah seorang penderita bipolar, sebuah gangguan kesehatan mental yang membuatnya mengalami mood swing yang hebat. Ia harus berjuang melawan rasa cemas, sedih, marah, dan euforia yang datang silih berganti.

Detty sudah merasakan gangguan ini sejak masih tinggal di Indonesia. Namun, ia tidak mendapat dukungan dan pengobatan yang cukup. Di Indonesia, kesehatan mental masih menjadi hal yang tabu dan sensitif.

Karier Detty di Mulai Saat Ke Belanda

Baru setelah pindah ke Belanda sebagai WNI bersama suaminya pada 2005, ia berani mengakui kondisinya dan mencari bantuan profesional. Setelah tiga tahun konsultasi, ia didiagnosis mengidap bipolar pada 2012.

Sejak saat itu, ia mencoba untuk menjalani hidup sebaik mungkin. Salah satu caranya adalah dengan memasak. Ia merasa memasak dapat membantunya mengendalikan emosinya dan menyalurkan kreativitasnya.

“Memasak adalah terapi bagi saya. Saya menyalurkan segala perasaan saya melalui bumbu-bumbu dan aroma masakan. Juga Saya tidak memikirkan hal lain selain memastikan masakan saya sempurna. Saya belajar mengatasi kecemasan saya dengan memasak,” katanya kepada Salah satu media melalui email.

Dari hobi, memasak berubah menjadi bisnis. Pada 2018, ia mendirikan ‘JualanKu’, sebuah usaha kuliner yang menyediakan aneka masakan Indonesia. Mulai dari nasi padang, bakso malang, siomay, nasi Bali, hingga jajanan pasar, semuanya ada di ‘JualanKu’.

Usahanya mendapat sambutan hangat dari masyarakat, terutama dari kalangan diaspora Indonesia. Detty sebagai WNI pun semakin berkembang dan bekerja sama dengan distributor produk Indonesia dan penyelenggara acara kuliner di Belanda.

Tidak hanya itu, ia juga dipercaya sebagai chef di Hotel Holiday Inn Eindhoven Airport. Ia bertanggung jawab untuk menyajikan menu-menu Indonesia di hotel tersebut.

Detty (WNI Belanda) Juga Harus Pintar Memanajemen Waktu

Dengan kesibukan yang padat, Detty harus pintar-pintar mengatur waktu dan energinya. Ia juga harus mengorbankan waktu bersama keluarga. Namun, ia mendapat dukungan penuh dari suami dan dua anaknya, Keisha dan Jamie. Mereka sering membantu Detty di dapur, mulai dari membuat bumbu, masak, cuci piring, sampai mengemas makanan.

“Orang tidak mengerti betapa sulitnya. Ketika pikiran dan tubuh tidak sejalan. Saya bisa saja menangis di dapur karena pikiran menyuruh tubuh dan tubuh menentang. Tapi, saya harus memaksa diri untuk tetap menjalani apa yang harus saya jalani,” ujarnya.

Meski demikian, Detty tidak pernah menyerah. Ia bahkan berhasil berhenti minum obat sejak lima tahun lalu. Ia merasa memasak dan berwirausaha telah membantunya untuk mengatasi bipolar.

Dari kisah Detty, kita bisa belajar bahwa memasak bukan hanya sekadar mengolah bahan makanan. Memasak juga bisa menjadi cara untuk menyembuhkan diri dan menciptakan peluang.

 

Shares:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *