Peduliwni – Dunia memandang Rusia dengan was-was. Negara beruang merah itu di duga telah mengumpulkan lebih dari 150.000 tentara di sekitar perbatasan Ukraina, memicu ketegangan dan ancaman perang. Sementara itu, bagaimana kabar WNI di Rusia? Apakah mereka terdampak oleh situasi yang memanas ini?

Data Kementerian Luar Negeri menunjukkan bahwa ada sekitar 1.200 WNI yang tinggal di Rusia, baik sebagai pelajar, pekerja, maupun pengusaha. Mayoritas WNI di Rusia berdomisili di kota Moskow (577 orang), St. Petersburg (170 orang), Kazan (83 orang), dan Tomsk (48 orang).

Kota-kota di Rusia yang paling dekat dengan zona konflik di Ukraina adalah kota Rostov on Don dan kota Belgorod. Kota Rostov on Don hanya berjarak sekitar 200 kilometer dari kota Lugansk, Donetsk dan Donbass di Ukraina.

Surat Edaran KBRI Moskow Kepada WNI

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh WNI atau masyarakat Indonesia di wilayah Rusia pada Sabtu (24/6/2023).

Surat edaran tersebut berisi tujuh poin arahan kepada para WNI terkait dengan perkembangan situasi keamanan di Rusia saat ini. Surat edaran di tandatangani oleh Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Mokswa, Moh Fattah H Hardiwinangun.

Secara garis besar, para WNI di minta untuk meningkatkan kewaspadaan ketika Pemerintah Rusia menerapkan kebijakan keamanan kontra-terorisme di beberapa wilayah, antara lain di Mokswa, Oblast Voronezh, dan Rostov. Berikut rincian arahan dalam surat edaran tersebut:

Hal ini sehubungan dengan upaya peningkatan penjagaan keamanan di tempat-tempat umum, transportasi umum, stasiun kereta api, dan juga bandar udara (airport).

Secara khusus untuk WNI di wilayah Rostov dan Voronezh agar mematuhi arahan pemerintah setempat untuk tidak keluar rumah/asrama/tempat tinggal apabila tidak ada keperluan mendesak. Lakukan kewajiban lapor diri online di portal peduli WNI 9 bagi WNI yang belum melakukannya.

Dalam keadaan mendesak silakan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskwa di nomor kontak: Nomor telepon (waktu kerja) +7495951954951, Nomor hotline (situasi darurat dan mengancam nyawa) +79857502410, Email fungsi konsuler kbrimos.protkons@gmail.Com dan protkons.moskow@kemlu.go.id Namun, tidak semua WNI di Rusia merasa terancam oleh konflik di perbatasan Ukraina.

Andre Septiyanto, seorang pengusaha impor rempah dan produk Indonesia lain yang sudah menetap di Rusia sejak 2006, mengatakan bahwa kehidupan sosial di Rusia masih berjalan normal. Ia dan keluarga atau warga lainnya justru lebih cemas dengan lonjakan kasus Omicron di Rusia.

“Semua aktivitas masyarakat Rusia dan warga Indonesia di Rusia berjalan seperti biasa,” ujar Andre kepada Tempo, Rabu 16 Februari 20223.

Andre menyatakan belum ada arahan khusus dan tanda bahaya situasi darurat dari pemerintah setempat. Demikian pula dari KBRI di Moskow. Namun, Andre menginformasikan bahwa Duta Besar RI untuk Rusia, Jose Antonio M. Tavares pernah menghimbau kepada warga Indonesia untuk tetap berkomunikasi.

Mahasiswa WNI Harus Mengikuti Peraturan dan Kurikulum di Universitas Rusia

Namun, tidak semua WNI di Rusia dapat menikmati fasilitas tersebut. Sebagian WNI di Rusia adalah pelajar yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Rusia. Mereka harus mengikuti aturan dan kurikulum yang di tetapkan oleh universitas tempat mereka belajar.

Salah satu aturan yang cukup ketat adalah larangan untuk bepergian ke luar kota tanpa izin dari pihak kampus. Salah seorang WNI yang mengalami hal tersebut adalah Rizky, seorang mahasiswa S2 jurusan Teknik Mesin di Universitas Teknologi Tomsk.

Ia mengatakan bahwa ia tidak bisa bebas berwisata ke kota-kota lain di Rusia karena harus mengurus banyak administrasi. Ia juga harus meminta surat rekomendasi dari dosen pembimbingnya dan melaporkan keberangkatannya ke pihak imigrasi setempat.

Rizky mengaku jarang berwisata ke kota lain di Rusia karena prosesnya yang ribet dan biayanya yang mahal. Ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu luangnya dengan belajar, berolahraga, atau berkumpul dengan teman-teman sesama WNI di Tomsk.

Ia juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh KBRI di Moskow atau konsulat di St. Petersburg.

“ Kami senang bisa bertemu dengan WNI lain dan merasakan suasana Indonesia di sini,” ujar Rizky.

Meski demikian, Rizky tidak menyesali keputusannya untuk melanjutkan studinya di Rusia. Ia mengatakan bahwa ia mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru di sana.

Dan ia juga mengapresiasi kualitas pendidikan dan fasilitas yang disediakan oleh universitasnya. Ia berharap dapat menyelesaikan studinya dengan baik dan kembali ke Indonesia dengan gelar yang bergengsi.

“Saya merasa beruntung bisa belajar di Rusia. Saya bisa belajar banyak hal, tidak hanya tentang teknik mesin, tapi juga tentang budaya, bahasa, dan sejarah Rusia. Dan Saya juga bisa berteman dengan orang-orang dari berbagai negara dan latar belakang. Saya berharap bisa memberikan kontribusi positif bagi Indonesia setelah saya lulus dari sini,” kata Rizky.

Itulah berita tentang WNI di Rusia di tengah konflik dan Omicron. Mereka tetap berusaha menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal, namun juga waspada terhadap situasi yang berkembang. Mereka juga tetap menjaga hubungan baik dengan pemerintah dan masyarakat Rusia, serta sesama WNI.

Shares:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *